belajar investasi saham lo kheng hong

9 Pelajaran Berharga Investasi Saham dari Lo Kheng Hong

“Warren Buffet Indonesia”, begitulah julukan sosok investor saham di Indonesia satu ini, Lo Kheng Hong. Bagi banyak investor saham pasti sudah sangat kenal dengan beliau. Saya sendiri baru mengetahui profil beliau di tahun 2017an. Kisahnya memang laksana pelecut semangat untuk berinvestasi saham.

Bayangkan saja, di tahun 2012 beliau memiliki aset berupa saham senilai Rp 2,5 Triliun! Perkembangannya saya kurang data berapa nilai asetnya saat ini, tapi saya mendapatkan data dari nilai dividen tahun 2018 lalu yang beliau dapatkan dari saham PTRO senilai kira-kira Rp 7,12 Miliar. Besar ya? Tapi ternyata itu masih kecil bagi Lo Kheng Hong.

“Tapi sebetulnya deviden Rp 7,12 milyar yang dibagikan ke saya jumlahnya terlampau kecil jika dibandingkan dengan capital gain yang saya peroleh dari saham-saham yang saya miliki,” ucapnya.

Sebagai investor per-orangan, Anda maupun saya, mungkin akan gemetar dapat duit segitu hehe

Mungkin mempelajari bagaimana cara beliau bisa sukses demikian besarnya akan jadi ilmu yang sangat berguna bagi kita. Saya pribadi biasanya menggunakan kisah sukses orang lain untuk memotivasi diri saya sendiri.

Tambahan motivasi dari eksternal kadang diperlukan. Bagaimanapun juga kita tidak mungkin mengalami berbagai kerugian dulu untuk bisa mengambil hikmah. Kita bisa belajar dari orang lain. Salah satunya dari perjalanan Lo Kheng Hong.

Profil singkat Lo Kheng Hong

Saya ambil informasinya dari berbagai sumber, yang saya cantumkan dibawah. Berikut ini saya sampaikan poin-poin saja agar tidak terlalu panjang dan mengulang-ulang.

  • Lahir di Jakarta, 20 Februari 1959. Anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga yang sederhana. Keluarganya bisa dibilang kurang secara ekonomi. Rumahnya hanya berukuran 4×10 meter, tanpa plafon dan tembok dari papan. Terletak di bawah jalan raya dan langganan banjir.
  • Bekerja sebagai pegawai tata usaha di PT Overseas Express Bank (OEB) di tahun 1979. Mendapatkan gaji seadanya dan berhemat agar bisa kuliah malam. Selain untuk biaya kuliah, beliau menyimpan gajinya di deposito. Tapi selama 11 tahun bekerja tidak mendapatkan kenaikan pangkat.
  • Berkenalan dengan saham tahun 1989 dan mulai membeli saham di usia 30 tahun. Beliau selalu menyisihkan gajinya untuk membeli saham.
  • Tahun 1990 beliau pindah kerja dan diterima sebagai staf bagian pemasaran di Bank Ekonomi. Gajinya meningkat drastis dan setelah setahun bekerja diangkat menjadi kepala cabang. Tapi gaya hidupnya tetap hemat dan tetap menyisihkan gajinya untuk membeli saham. Tahun 1996 (setelah 17 tahun bekerja) beliau memutuskan berhenti bekerja agar bisa fokus menjadi investor saham. Keputusan itu diambil karena mendapatkan keuntungan lumayan dari saham, dan sudah memiliki pengalaman 7 tahun di bursa saham.

Kesuksesan & Kerugian yang pernah dialami Lo Kheng Hong

 

Kesuksesan fenomenal dari beliau adalah di saham UNTR dan MBAI. Tapi sebelum itu, beliau pun mengalami kerugian hingga kehilangaan 85% asetnya! Waktu itu di tahun 1997-1998 ketika terjadi krisis ekonomi, dimana investor saham kehilangan sekitar 63% dari nilai sahamnya. Lo Kheng Hong termasuk salah satunya.

Saat itu banyak emiten yang harga sahamnya jatuh drastis. Lo Kheng Hong melihat hal itu sebagai peluang, walaupun dia sudah rugi demikian besarnya. Salah satu saham yang dilirik adalah PT United Tractor Tbk (UNTR). Merupakan distributor utama alat berat merek Komatsu di Indonesia. Lo Kheng Hong membeli saham UNTR menggunakan seluruh modalnya sebesar Rp 1,5 Miliar (6 juta lembar di harga Rp 250).

 

Beliau menjual saham UNTR delapan tahun kemudian di harga rata-rata Rp 15.000 dan mendapatkan keuntungan 5.900% atau Rp 90 Miliar!

Kesuksesan itu diulang kembali. PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI) menjadi saham yang memberikan keuntungan besar untuk Lo Kheng Hong. Beliau membeli saham MBAI di harga Rp 250 sebanyak 6,2 juta lembar (8,28% dari total kepemilikan) sehingga modalnya saat itu adalah Rp 1,55 Miliar.

Beliau menjualnya di tahun 2011 di harga rata-rata Rp 31.500 sehingga keuntungan yang didapatkan adalah 12.500% atau sebesar Rp 195,8 Miliar!

 

Lo Kheng Hong kini menikmati hidupnya dengan aktivitas utama: Reading, Thinking, and Investing.

Beliau mempunyai waktu luang yang banyak. Bekerja di taman dari jam 6 pagi hingga 12 malam untuk berinvestasi. Beliau membaca koran dan melihat laporan keuangan perusahaan serta data statistik pasar modal. Bahkan beliau bisa berkeliling dunia di 5 benua dari hasil investasi sahamnya.

Pelajaran dari perjalanan Lo Kheng Hong

 

Apa yang saya sampaikan dibawah ini adalah penafsiran saya dari beberapa informasi yang saya dapatkan. Ada yang saya gabung dengan informasi yang saya dapatkan dari media dan kesempatan lain. Sehingga tidak serta merta mewakili secara keseluruhan apa yang dikatakan secara langsung oleh Lo Kheng Hong. Jadi jika ada penafsiran yang berbeda, silahkan Anda merujuk pada sumber data yang saya cantumkan di bawah.

1. Tidak ada kata telat untuk memulai

Jika dibandingkan dengan Warren Buffet yang memulai investasi saham di usia 11 tahun, maka bisa dibilang Lo Kheng Hong kalah cepat. Beliau memulainya di usia 30 tahun. Tapi siapa yang berhak membatasi? Selama Anda mempunyai KTP maka Anda bisa membuat rekening efek dan bertransaksi di pasar saham. Apa yang bisa membatasi diri Anda?

  • Jika Anda tidak mempunyai modal besar, simak kisah sopir taksi dan satpam yang bisa investasi saham.
  • Jika Anda merasa belum terlalu paham dengan investasi saham, silahkan cari di internet banyak. Buku juga banyak, mulai yang dasar hingga yang advance. Lo Kheng Hong sendiri mengoleksi buku Warren Buffet hingga 40 buku lebih, dan buku-buku tsb sudah dibaca 4-5 kali!
  • Jika Anda merasa tidak punya waktu, perhatikan pernyataan Lo Kheng Hong. Beliau menyebut dirinya “sleeping shareholder” karena tidak memelototi pergerakan harga saham. Wajar beliau berkata demikian karena memang metode yang digunakan adalah analisis fundamental. Sehingga mungkin butuh ekstra waktu untuk analisis di awal saja.

2. Lihatlah manajemen perusahaannya

Menurut saya pribadi ini adalah hal paling mendasar dari berbagai analisa lainnya. Yang menggerakkan roda perusahaan. Jika manajemen diisi oleh orang-orang korup, mementingkan dirinya dan kroninya, maka masa depan perusahaan tidak akan terlalu dipikirkan. Apa akibatnya? Berbagai celah akan muncul dan menjadikan perusahaan tidak mampu bersaing. Dan akhirnya adalah menderita kerugian.

Coba Anda amati beberapa saham yang dimana salah satu jajaran manajemennya terlibat masalah hukum. Tidak lama pasti harga sahamnya akan menurun secara drastis. Dan sebaliknya, ada yang malah naik ketika mengalami pergantian jajaran manajemen.

3. Analisa prospek bisnis perusahaan

Tiap bidang bisnis tentu mempunyai peluang untuk berkembang. Namun kita harus jeli mana yang akan mampu mempertahankan bisnisnya dalam waktu jangka panjang. Menurut Lo Kheng Hong, kita harus melihat historis dalam 5 – 10 tahun ke belakang. Dan menurut saya, itu juga berarti kita harus melihat prospeknya dalam waktu hingga 10 tahun ke depan.

Susah ya? Maka dari itu kita harus paham bagaimana bidang bisnis yang dijalankan oleh perusahaan tsb. Anda akan mampu menganalisa dengan berbagai kondisi saat ini (kondisi ekonomi, politik, internasional, dsb).

4. Lihat NPM dan ROE

Net Profit Margin (NPM) adalah rasio keuntungan bersih yang dibandingkan dengan total penjualan, dan Return on Equity (ROE) adalah rasio keuntungan bersih dibandingkan dengan kekayaan bersih perusahaan. Semakin tinggi tingkat NPM dan ROE maka semakin bagus perusahaan itu.

Saat ini dengan semakin berkembangnya teknologi, termasuk dalam penyediaan data finansial, kita semakin mudah mengaksesnya. Anda bisa melihat tingkat NPM dan ROE hanya dari informasi yang disediakan oleh aplikasi. Contoh dibawah saya menggunakan aplikasi RTI Business. Tidak perlu menghitung manual karena sudah terpampang jelas rangkuman datanya.

belajar investasi saham

5. Lihat pertumbuhan laba

“Kalau kita memiliki perusahaan yang untung besar dan labanya bertumbuh, kita seperti memiliki mesin pencetak uang”

Begitulah kiranya yang dikatakan oleh Lo Kheng Hong. Benar juga kan, kalau perusahaan mampu terus menghasilkan laba maka kita pun sebagai pemegang saham nantinya akan mendapatkan keuntungan yang bertumbuh. Sederhana tapi memang begitu adanya.

6. Lihat PER dan PBV

Price Earning Ratio (PER) adalah rasio harga saham dibandingkan dengan Net Profit per lembar (EPS). Price to Book Value (PBV) adalah rasio harga saham dibandingkan dengan kekayaan bersih per lembar sahamnya. Menurut Lo Kheng Hong perusahaan yang memiliki PER dibawah 5x atau 10x pun sudah cukup murah. Dan untuk PBV dicari yang di bawah angka 1x.

Dan lagi, Anda cukup melihat ringkasannya di aplikasi tanpa harus menghitung manual. Ukuran ini juga saya pribadi menggunakannya dalam memilih saham dan sudah pernah saya praktekkan. Jika Anda ingin membacanya silahkan disini.

7. Tetap update berita

Saya pikir ini juga hal yang mendasar perlu dilakukan oleh investor. Bukan hanya saham menurut saya, karena suatu hal yang berhubungan dengan investasi pasti terikat kondisi-kondisi yang melingkupi. Saham menurut saya, cukup sensitif dengan pemberitaan. Jika ada berita negatif cenderungnya harga saham akan menurun, cepat atau lambat, dan sebaliknya.

Lo Kheng Hong sendiri juga menyediakan waktu untuk membaca koran di pagi hari guna memantau perkembangan berita yang terkait dengan perusahaan yang sahamnya dipegang. Dengan begitu akan ada kewaspadaan dan penyikapan yang matang karena berdasar pada berita yang terbaru.

8. Bersabar

Jika Anda menganggap bahwa investasi saham selalu bisa mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat maka Anda perlu meralat paradigma itu. Lo Kheng Hong sendiri baru “panen” apa yang ditanamnya setelah beberapa tahun, kisaran 7-8 tahun di saham UNTR. Maka kunci untuk bisa mendapatkan keuntungan maksimal salah satunya adalah dengan sabar.

Harga saham akan selalu naik turun karena dipengaruhi berbagai hal. Jika ketika turun Anda tidak sabar dan langsung menjualnya maka hanya ada kerugian. Anda harus tetap bersabar hingga masa panen tiba.

9. Mengatur keuangan dengan baik

Ada pernyataan yang menarik dari beliau. “Beli mobil cukup yang seharga sepeda motor, yang penting jalannya maju”. Beliau lebih memilih mengalokasikan uangnya untuk membeli saham yang mempunyai potensi berkembang. Jika mobil nilainya pasti menyusut, untuk apa beli mahal-mahal. Prinsipnya adalah menunda kenikmatan saat ini untuk mendapatkan sesautu yang besar di kemudian hari.

Selalu menyisihkan uang untuk membeli saham juga merupakan salah satu kunci untuk sukses investasi saham. Tak peduli gaji Anda sedikit, lumayan, atau besar. Jangan lupakan alokasi untuk berinvestasi. Bahkan beliau mengalokasikan asetnya di pasar modal sebesar 75%, dan menyisakan 15% sebagai dana darurat. Tapi ini tentu saja harus Anda sesuaikan dengan kebutuhan Anda. Jangan menelan mentah-mentah prinsip orang lain.

 

Begitulah pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari perjalanan investasi saham Lo Kheng Hong. Berawal dari kondisi ekonomi yang kurang, beliau tidak patah arang. Berbagai pengetahuan dilahap, hidup hemat dan selalu menyisihkan uangnya, diiringi metode analisis yang benar, hingga akhirnya keuntungan luar biasa didapatkan. Dan semua itu membutuhkan proses waktu yang cukup panjang, bukan hanya dalam semalam seperti membangun 1000 candi.

Saya berharap kita bisa meniru apa yang dilakukan Lo Kheng Hong sehingga semakin banyak masyarakat Indonesia yang juga mendapatkan kenikmatan dari berinvestasi saham. Siapapun berhak untuk sukses dari investasi saham. Salam profit!

Mau berpendapat?