saham kurang likuid

Awas, Hati-Hati Jika Beli Saham Yang Kurang Likuid!

Apakah Anda pernah ingin menjual saham tapi lama tidak terjual? Padahal hanya 10 lot, dan jualnya juga tidak jauh dari harga beli. Mestinya mudah saja bukan untuk menjualnya. Misal Anda beli barang harga Rp 10.000 sebanyak 1 buah. Lalu Anda ingin jual di harga Rp 10.200.

Tapi kok susah luar biasa jualnya? Kenapa kira-kira?

 

Jawaban yang paling masuk akal adalah TIDAK LIKUID. Dengan kata lain sepi peminat.

Jual beli dalam investasi saham sebenarnya sama saja dengan jual beli produk biasa. Katakanlah Anda ingin jual tanah lumpur seberat 1 kg. Walaupun Anda jual Rp 10.000 pun juga bakalan susah jualnya.

Jadi ingat acara reality show dimana ada orang pura-pura butuh uang akhirnya menjual barang. Mending kalau barangnya dibutuhkan, lha kalau tidak dibutuhkan kan tidak ada yang mau beli.

 

Nah kira-kira seperti itu lah gambaran nyatanya. Jika saham itu sepi peminatnya ya tentu Anda akan kesulitan dong untuk menjualnya di kemudian hari. Itulah akibatnya jika Anda beli saham yang tidak likuid.

 

Kenapa kok sepi peminat?

Karena orang melihat bahwa emiten itu kurang menarik. Apakah karena kinerjanya atau hal lain ya tidak tahu. Yang jelas orang belum mempunyai ketertarikan yang besar untuk membeli saham itu. Jadi tidak selalu karena kinerjanya jelek.

Bisa jadi juga karena memang kinerjanya jelek. Ya siapa coba yang mau menginvestasikan uangnya di perusahaan yang kurang meyakinkan. Kan namanya orang juga mau untung.

 

Lalu bagaimana caranya mengetahui saham itu likuid atau tidak?

Untuk mengetahui likuiditas saham bisa Anda lihat dari antrian bid dan ask. Anda bisa menggunakan aplikasi RTI Business atau aplikasi lain terserah. Coba Anda lihat antrian bid dan ask. Jika satuannya masih sedikit dan frekuensinya juga sedikit maka saham itu tidak likuid.

 

Saya beri contoh dibawah ini.

Saham ALDO (Alkindo Naratama Tbk) ini jika Anda lihat di antrian bid bisa dilihat ada yang minta 5 lot, ada yang 10 lot bahkan ada yang cuma 1 lot. Memang ada yang minta 151 lot tapi hanya itu saja.

 

Kalau yang di antrian ask agak banyak daripada di bid tapi tidak rata kan? Ada yang 196, ada yang besar 621 lot, ada juga yang cuma 5 lot. Yang besar pun 621 lot hanya 4x frekuensinya. Artinya bisa jadi hanya 4 orang yang menawarkan, atau 2 orang pakai sekuritas berbeda-beda, atau lainnya. Prinsipnya sedikit yang transaksi.

 

Apakah itu pertanda saham ALDO punya kinerja buruk? Jika lihat kondisi fundamentalnya tidak buruk-buruk amat. PER tidak negatif berarti emiten tidak merugi. Tapi historis harga sahamnya masih minus banyak. Mungkin memang belum menarik saja bagi para investor.

 

Sekarang coba Anda bandingkan dengan saham PGAS (Perusahaan Gas Negara Tbk).

 

Kita bisa lihat bahwa antrian bid dan ask lebih banyak jumlah lotnya dan frekuensinya daripada saham ALDO. Ini menandakan bahwa saham PGAS likuid, banyak peminatnya. Jadi jika Anda beli di pagi hari maka Anda juga bisa menjualnya di sore hari pada hari yang sama.

 

 

Nah bagaimana? Mudah kan untuk membedakan mana saham yang likuid dan tidak likuid?

Jadi selanjutnya nanti jika Anda memilih saham, lebih baik pilih yang likuid ya agar ketika Anda butuh uang cepat, Anda bisa segera menjual saham Anda.

Mau berpendapat?