mencegah kerugian saham

Pengalaman Rugi di Saham dan Cara Saya Mengatasinya

Pertanyaan menggelitik tapi penting untuk dibahas. Apakah bisa rugi dalam investasi saham? Saya jawab bisa, dan saya akan bahas juga bagaimana cara mengatasi kerugian di saham.

Pertanyaan apakah bisa rugi di saham itu sama halnya dengan pertanyaan apakah bisa rugi dalam bisnis, dalam bekerja, dalam berteman, dst.

Kalau ngomong tidak ada rugi itu ibarat mengingkari adanya hukum Tuhan. Kerugian itu ada, karena manusia terkadang lalai. Jadi, harap hilangkan anggapan bahwa tidak ada kerugian di saham.

 

Apa bentuk kerugiannya?

Petama, anda jual rugi. Anda beli saham di harga 2.000 lalu menjualnya di harga 1.500. Jelas anda mengalami kerugian.

Kenapa kok jual rugi? Ada banyak hal yang mempengaruhi, misalnya anda ternyata butuh uang cepat karena ada keperluan mendadak, akhirnya anda jual saham anda untuk membiayainya.

Padahal saham yang anda pegang itu belum naik, dan malah turun dari harga beli.

Contoh lain misal, ada rumor yang mengatakan bahwa pimpinan perusahaan “X” terlibat korupsi besar (yang sahamnya anda pegang) dan akhirnya saham itu turun drastis. Nah karena anda panik, maka anda ikutan jual. Dengan harapan tidak turun lagi lebih dalam dan menggerus modal.

Ada hal-hal lain yang bisa mempengaruhi seseorang jual rugi, anda nanti bisa belajar sendiri dari pengalaman orang lain atau bahkan diri anda sendiri. Tapi saya harap anda tidak mengalami kerugian.

 

Bentuk yang kedua, anda tidak bisa jual saham.

Lah, maksudnya bagaimana?

Jika saham anda tidur di harga 50, yang merupakan batas paling bawah harga saham, maka anda tidak bisa berbuat apa-apa.

Tidak ada orang yang mau membeli saham di harga 50 jika tidak ada berita bagus terkait perusahaan itu.

Mas pernah mengalami yang mana? Dua – duanya.

Tapi yang paling besar (dan sering dulunya) adalah bentuk yang pertama, jual rugi.

mencegah kerugian saham

Lalu, apa saja sebab seseorang bisa mengalami kerugian dari faktor internalnya sendiri?

Kita tidak mungkin kan selalu menyalahkan faktor eksternal. Ibaratnya anda mengeluh “waduh kok hujan sih?”. Ya tinggal pakai payung atau jas hujan atau apa lah, banyak cara untuk menghindari hujan daripada mengeluh sia – sia.

Maka dari itu anda juga harus memahami apa saja penyebab kerugian di saham dari faktor internal.

Yang saya sampaikan berikut ini merupakan pengalaman saya pribadi ya, jadi mungkin ada perbedaan dengan yang dikatakan oleh orang lain.

 

1.Manajemen keuangan yang buruk

Saya pernah membaca artikel yang mengatakan bahwa kita harus menyiapkan dulu dana cadangan sebesar minimal 3x pengeluaran bulanan.

Waktu itu saya pikir “ah, ngapain, kalau dibuat modal semua kan untungnya bisa lebih besar, daripada mengendap di tabungan.”

Mungkin benar ya kalau orang belum pernah merasakan sendiri akan sulit percaya hehe

Dan akhirnya benar saya mengalaminya sendiri.

Anda pasti suatu saat ada kebutuhan-kebutuhan yang mendadak dan menuntut adanya uang cash saat itu juga. Jika semua uang anda gunakan untuk modal di saham, ya bisa ribet. Setidaknya anda butuh waktu 3 hari untuk bisa menerima pencairan dana.

Untuk kondisi darurat waktu segitu jelas sangat lama. Apalagi jika berhubungan dengan kesehatan, dengan nyawa.

 

2.Memakai fasilitas margin

Dalam transaksi saham kita diberikan fasilitas margin atau leverage. Sama halnya dengan sistem default dari forex. Inilah yang membuat lipatan ganda. Untung ganda atau rugi ganda.

Dan…

Fasilitas margin ini ada batasan waktunya. Ada yang cuma 1 hari, ada yang 3 hari. Untuk jangka waktu lain saya kurang tau.

Bayangkan saja misalnya, anda beli saham “A” dengan fasilitas margin. Modal anda awalnya 10 juta menjadi 20 juta. Lalu anda beli saham itu 20 juta. Anda memakai fasilitas margin 1 hari.

Lalu, di jam penutupan bursa, saham yang anda beli malah turun misal 10%. Maka otomatis saham yang anda pegang akan dijual paksa oleh pihak sekuritas.

Dan tentu saja itu artinya anda mengalami kerugian sebesar 10% x 20 juta = 2 juta. Dalam 1 hari.

 

3.Analisa tidak matang

Ini mungkin juga salah satu yang paling banyak terjadi.

Analisa tidak sekedar anda menentukan akan membeli saham apa, tapi juga menentukan kapan anda akan beli, di harga berapa, jual kapan, target profit berapa.

Saya sering tergiur untuk pindah saham karena saham sebelah lebih hijau. Akhirnya saya jual rugi saham saya sebelumnya, dan berharap bisa segera untung dari saham B.

Lalu, ternyata saya beli di harga yang sudah tinggi, dan besoknya banyak yang ambil profit yang menyebabkan harga saham tsb malah turun.

Indikasi analisa anda tidak matang gampang kok, anda mudah galau lihat naik turunnya harga. Hehe

 

4.Tidak sabar

Apapun usaha yang anda lakukan, jika tidak sabar tentu hasilnya tidak maksimal bukan?

Hasil itu ada prosesnya, ada yang pendek dan ada juga yang panjang.

Saya dulu sering berharap harga cepat naik.

Awalnya bisa sabar 1 hari, “ah tunggu aja dulu”.

Lalu 1 minggu, “kok belum naik ya”.

Kemudian 1 bulan berlalu, “wah ini saham gak prospek kayaknya, jual aja lah.”

…..Dan, setelah jual dengan keuntungan tipis setipis kertas HVS 60gr, ternyata besoknya naik belasan persen.

Jengkel?

Biasa aja 😊 (*^^$@^&%*&^^%&^%^%$^%$)

 

5.Serakah

Terakhir, ini juga bisa menjadi sebab kerugian, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Wih gimana tuh?

Kalau akibat langsung ya jelas.

Anda awalnya sudah benar memilih saham yang prospek, yang akan naik hingga 40% dalam 1 tahun kedepan, dan resikonya pun kecil karena emiten itu merupakan perusahaan yang bagus kinerjanya.

Eh tiba-tiba ada teman yang saran masuk saham lain karena iming-iming profit puluhan persen dalam 1 hari. Dan jadilah anda beli saham itu.

Ternyata saham itu jadi mainan para bandar saham, pas juga anda beli di harga tinggi lalu langsung jeblok. Kemudian anda panik karena melihat fundamental perusahaan yang buruk, anda jual deh.

 

Jual rugi….

Kalau akibat tidak langsung ini akan berpengaruh menjadi tidak sabaran, orang serakah kan maunya bisa cepat untung besar dalam waktu singkat.

Nah…

Terus bagaimana cara mengatasi kerugian?

Lebih tepatnya mungkin mencegah ya, karena saya harap anda tidak mengalami kerugian yang pernah saya alami.

Sekali lagi ini berdasarkan pengalaman pribadi saya, jadi kalau beda pendapat juga silahkan ditambahkan atau dikurangi…

mencegah kerugian saham

1.Mengatur kembali keuangan

Saya sempat vakum beberapa bulan untuk sekedar mengatur keuangan saya. Saya kumpulkan dulu modal. Saya bagi-bagi pengeluaran. Ketika sudah bisa konsisten menyisihkan tiap rupiah untuk tiap pos pengeluaran, saya mulai masuk lagi ke saham.

Dan benar saja, saya bisa jadi lebih tenang dan nyaman dalam berinvestasi. Saya tidak pernah buru-buru menjual saham. Saya sabar saja menunggu harga naik sesuai analisa.

 

Jadi…

Tentukan berapa persen yang anda gunakan untuk pengeluaran rutin, berapa persen untuk investasi, untuk dana cadangan, dst. Anda tentukan sendiri sesuai kebutuhan anda.

Apapun teknik pengelolaan yang anda pakai tidak masalah, yang penting anda ada usaha untuk mengelola terlebih dahulu keuangan anda.

 

2.Hindari fasilitas margin

Saran saya, hindari margin.

Dengan modal yang anda saat ini itu sudah cukup, dan modal anda akan terus menggulung seperti bola salju.

Saya tidak menentang adanya fasilitas margin, jika memang anda sangat yakin dengan analisa anda ya silahkan saja. Tapi jika anda masih pemula atau cari aman, lebih baik jangan digunakan.

Belilah saham sesuai batas modal anda.

 

3.Perbanyak wawasan

Karena banyak hal yang bisa mempengaruhi harga saham maka mutlak untuk memahami informasi-informasi yang berkaitan dengan saham tsb.

Entah terkait kinerja perusahaan, rumor atau isu yang berkembang, kondisi ekonomi makro, berita luar negeri, dsb.

Anda tidak akan cukup dengan hanya melihat grafik chart karena itu hanyalah simbol dan di dalamnya ada berbagai peristiwa yang melingkupi. Minimal anda harus terbiasa melakukan penelusuran berita yang mengikuti pergerakan chart.

Satu hal yang juga penting, anda perlu banyak sharing dengan orang lain yang lebih paham terkait saham. Setidaknya anda bisa belajar dari pengalaman orang lain.

Karena pengalaman adalah guru terbaik…..

 

4.Benahi paradigma

Sejak awal saya sudah bilang, jika anda ingin mencari hasil instan, lebih baik segera tutup tab browser dan ketik di google: cara cepat kaya

Mungkin nanti ada iklan baris jual jasa tuyul hahahaa

Segala hal butuh proses, yang membedakan hanyalah waktunya. Jika anda tidak bisa menikmati proses, ya jelas anda juga tidak akan bisa menikmati hasilnya.

Selama anda sudah yakin dengan saham pilihan anda. Sudah melalui pertimbangan yang matang. Maka sabar saja, hasil tidak akan mengkhianati proses.

 

5.Sedekah

Saya juga kurang paham, apakah memang benar-benar berpengaruh. Hehe

Tapi semenjak saya menerapkan ini, jadi lebih nyaman dan bisa profit konsisten.

Kalau dilihat dari aspek psikologis, ini mungkin bisa berpengaruh terhadap keserakahan (saya juga tidak tahu apakah ada penelitiannya).

Saya merasa lebih bisa mengendalikan diri, baik dalam mengatur modal maupun dalam menentukan target profit.

 

Apapun agama yang anda anut, tidak ada salahnya menerapkan sedekah karena hakikat memberi kepada yang membutuhkan ada dalam ajaran setiap agama.

Dan saya yakin pasti banyak orang di sekitar kita yang membutuhkan bantuan.

Dan saya juga yakin bahwa selama kita menebar benih di ladang yang baik, maka kita akan panen kebaikan pula suatu saat nanti.

 

Oke, begitulah yang bisa saya share kepada anda terkait sebab kerugian dan bagaimana cara mencegahnya (versi saya).

Jika anda punya cara lain yang biasa anda terapkan, silahkan berbagi di kolom komentar ya..

2 thoughts to “Pengalaman Rugi di Saham dan Cara Saya Mengatasinya”

  1. rugi berp bang? saya beli saham uniq baru ipo ARB terus hingga seriap hari turun 6 persen bagaimana saya hadapinya?

    1. Aturportomu says:

      Jalan terbaik sebelum memulai trading-investasi saham adalah dengan belajar, investasi terbaik itu dr leher ke atas. Jadikan pengalaman berharga pak, jangan putus semangat, klo mau CL usahakan cari saham pengganti yg bisa potensi kasih cuan untuk nutupi kerugian atau bahkan jadi profit.

Leave a Reply to Aturportomu Cancel reply