rekomendasi saham mingguan

Sudah Ikuti Rekomendasi Saham Tapi Tetap Rugi?

Ketika Anda masuk ke dunia investasi saham, entah sudah lama ataupun masih baru, pasti Anda akan mencari rekomendasi saham yang potensial. Anda berharap dengan mengikuti rekomendasi yang diberikan orang lain akan bisa untung. Tapi, ternyata Anda tetap saja mengalami kerugian. Apa yang salah?

Tidak ada yang salah dengan mengikuti rekomendasi dari orang lain. Apalagi ketika kita masih belum paham cara memilih saham yang bagus. Di sisi lain toh ada juga kan orang lain yang mengikuti dan justru untung. Tapi kenapa kok Anda justru rugi?

 

Nah kali ini saya mau mengutarakan pendapat saya tentang mengapa kok bisa tetap rugi walaupun sudah mengikuti rekomendasi saham. Dan bagaimana caranya agar bisa mendapatkan keuntungan.

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah: SAH-SAH saja mencari dan mengikuti rekomendasi saham dari orang lain. Fungsi rekomendasi kurang lebih HANYA sebagai inspirasi kita dalam memilih. Tau sendiri kan jumlah emiten di BEI ada lebih dari 500. Bukan perkara mudah untuk melakukan filter secara mandiri.

 

Biasanya, kita bisa menemukan rekomendasi saham dari:

  • Sekuritas yang kita gunakan. Biasanya di aplikasi atau website mereka ada rekomendasi analisis teknikal maupun teknik-teknik lain. Ada yang daily recommendation maupun weekly, dst.
  • Web penyedia informasi keuangan. Kalau ini biasanya ada di berita-berita. Pernah kan lihat berita di situs rubrik ekonomi yang mengulas tentang pendapat (rekomendasi) dari seorang analis? Pasti sering kan.
  • Layanan gratis. Mungkin Anda pernah masuk grup layanan rekomendasi saham gratis. Mereka membagikan menu gratis saham-saham yang mereka pilih.
  • Layanan berbayar. Bahkan sekalipun Anda mengikuti layanan berbayar, bukan tidak mungkin Anda bisa tetap merugi.

 

Lah terus, apa penyebab bisa tetap rugi walaupun sudah ikuti rekomendasi saham?

Berikut ini merupakan pendapat pribadi saya berdasar pengalaman. Saya juga pernah mengalami kerugian walaupun sudah mengikuti rekomendasi dari orang lain.

 

  1. Tidak tau pendasaran

Setiap saham yang dipilih, oleh siapapun itu, pasti mempunyai alasan. Ada yang memakai analisis fundamental, ada yang analisis teknikal, dsb. Bahkan asal pilih juga ada alasan. ISENG. Jangan sampai Anda kena yang itu hehe

Jadi, ketika Anda asal mengikuti saja rekomendasi tsb tanpa tahu kenapa saham itu dipilih, besar kemungkinan Anda akan bisa mengalami kerugian. Tiap pilihan saham mempunyai syarat kondisi pula. Misal, si A menyarankan saham A dengan kondisi jika bla bla bla. Nah ketika kondisi berubah tapi Anda tetap ikuti, apa yang terjadi?

“Tapi mas, saya selalu untung tuh ngikuti rekomendasi dari si A”

Wah selamat, mungkin dewi fortuna masih dekat dengan Anda. Tapi coba lihat saja apakah sang dewi mau menemani Anda selamanya. Biarlah waktu yang menjawab.

 

  1. Kena pengaruh mayoritas

Pernah hadir dalam suatu acara yang sangat ramai orang? Katakanlah sebuah seminar motivasi. Lalu tiba-tiba banyak orang yang bersorak semangat. Orang disamping Anda, depan Anda, belakang Anda, semuanya begitu. Maka kira-kira Anda akan bagaimana?

Diam saja dengan ekspresi muka datar? Gak mungkin kan? Hehe

Jadi terkadang memang kita terpengaruh opini mayoritas orang dan kita otomatis menganggap itu sebagai sebuah hal yang layak untuk diikuti. Ketika saham yang jadi primadona itu naik 2% Anda mulai berpikir “wah iya nih potensial nih, masuk gak ya?”. Harga makin naik jadi 5% dan publik makin ramai mengajak ikut beli. Anda sudah kalang kabut dong “oke lah masuk, semoga terus naik”.

Dan saat Anda barusan masuk, ternyata sahamnya melorot tajam hingga minus 5%. Dan masih saja Anda mengikuti opini publik, “ah tenang, banyak yang rekom beli, sabar dulu.” Eh ternyata nasib sial sedang menghampiri. Sahamnya turun terjun terus hingga minus 10%.

 

  1. Tidak sabar

Katakanlah misal, saham yang direkomendasikan memang punya potensi bagus. Rekomendasi itu dari analis saham yang terkenal dan cenderung akurat. Tapi, anehnya Anda tetap mengalami kerugian. Apa yang terjadi?

Harga saham tidak sekonyong-konyong langsung naik ketika direkomendasikan (oleh siapapun). Ada banyak faktor yang mempengaruhi. Ketika harga turun dulu, Anda sudah berpikir “wah gak benar ini rekomendasinya, gak kunjung terbang”. Lalu seketika itu juga Anda menjual dengan menanggung kerugian.

 

  1. Serakah

Atau malah kebalikan yang kurang sabar tadi. Anda ingin untung yang sebesar-besarnya, tanpa memperhatikan kondisi yang melingkupi. Anda terus menambah kepemilikan saham padahal posisinya sudah di pucuk dan secara fundamental perusahaannya juga masih buruk. Akibatnya Anda gagal ambil profit lumayan karena ternyata harganya berbalik arah.

rekomendasi saham mingguan
via freepik.com

Oke, terus bagaimana mengatasinya?

Bukan salah yang memberikan rekomendasi, karena Anda sendiri yang memutuskan untuk membeli atau tidak. Jadi cukup evaluasi diri sendiri dan buat langkah perbaikan.

 

  1. Kuasai teknik

Ini mutlak untuk Anda lakukan. Anda tidak bisa sepenuhnya bergantung dengan rekomendasi orang lain. Anda yang tetap memegang kendali. Jadi jika Anda menguasai teknik memilih saham (apapun itu tekniknya) Anda akan lebih mantap dalam membuat keputusan.

Ketika Anda mendapatkan rekomendasi, Anda akan mampu melihat dengan lebih menyeluruh. Terkait dengan kapan harus beli, kapan harus jual, kondisi yang bagaimana melingkupi, dsb.

Dengan begitu Anda mengikuti rekomendasi saham bukan asal-asalan. Potensi untung pun akan menjadi lebih besar, dan kalau pun rugi, cenderung bisa diminimalisir.

 

  1. Selektif memilih

Ini juga berhubungan dengan poin 1 diatas. Ketika Anda menguasai teknik, Anda akan bisa memilih mana yang sesuai dengan target Anda. Mana yang sesuai dengan target profit Anda, mana yang sesuai dengan jumlah modal Anda, dst. Anda tidak akan mudah terombang-ambing dengan opini publik.

Dan mungkin, ketika Anda sudah terbiasa, maka ANda bisa memilih sendiri saham mana yang akan Anda beli, tanpa tergantung lagi pada rekomendasi orang lain.

 

  1. Kendalikan diri

Entah Anda sedang dalam kondisi untung maupun rugi, cobalah untuk bisa mengendalikan diri Anda sendiri. Jangan terlalu serakah, sesuaikan dengan target profit Anda. Jangan pula tidak sabar menunggu, karena naik turunnya harga saham adalah hal yang biasa.

Selama Anda sudah menguasai teknik memilih saham, Anda tidak perlu khawatir dengan fluktuasi harga saham. Anda sudah punya rencana, maka ikuti itu. Jika sudah tercapai 10% maka jual. Jika belum mencapai, maka sabar, tahan dulu.

 

Nah, dari sini Anda sudah paham bukan? Bahwa mengikuti rekomendasi saham orang lain tidak selalu bisa membuat Anda untung. Anda harus punya teknik, harus selektif, tidak mudah terpengaruh opini publik, dan tentunya harus sabar dan tidak serakah.

 

Semoga sedikit pendapat saya ini bisa memberikan wawasan bagi Anda dalam berinvestasi saham. Jika ada yang ingin Anda bagi, silahkan sampaikan di kolom komentar.

Mau berpendapat?